Tugas Resume:Filsafat Pendidikan
Islam
MEMAHAMI
KONSEP DAN RUANG LINGKUP
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun oleh:
YULIANINGSIH
13010101001
FAKULTAS
TARBIYAH / PAI
INSTITUTE
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
TAHUN
2015
A. Pengertian filsafat Pendidikan Islam
Istilah
"filsafat" dapat ditinjau dari dua segi, yakni:segi semantic: kata
filsafat berasal dari bahasa arab "falsafah" yang berasal dari bahasa
yunani,"fhilosophia", yang berarti philos artinya cinta,suka dan Sophia
artinya pengetahuan,hikmah.jadi "philoshopia"berarti cinta kepada
kebijaksanaan,kearifan atau cinta kepada kebenaran.
Segi
praktisnya:filsafat berarti alam pikiran.filsafat adalah hasil akal manusia
yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.Dengan kata
lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sunguh-sunguh hakikat
kebenaran segala sesuatu.Berbagai pendapat para ahli yang mencoba merumuskan
pengertianfilsafat pendidikan islam.Muzayyin Arifin bependapat tentang filsafat
pendidikan islam adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan
atau berlandaskan ajaran-ajaran agama islam hakekat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang
seluruh pribadinya dijiwai oleh agama islam.
Definisi
ini memberi kesan bahwa filsafat pendidikan islam sama dengan filsafat pada
umumnya.Dalam arti bahwa filsafat pendidikan islam mengkaji tentang berbagai
masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan,seperti manusia sebagai subyek
dan obyek pendidikan,kurikulum,metode,lingkungan,guru,dan sebagainya.
Bedanya
dengan filsafat pendidikan pada umumnya adalah bahwa didalam filsafat
pendidikan islam,semua masalah kependidikan tersebut selalu didasarkan pada
ajaran islam yang bersumberkan al-quran da al-hadist.Denag kata lain bahwa kata
islam yang mengiringi kata filsafat pendidikan itu menjadi sifat,yakni sifat
dari filsafat pendidikan tersebut.
Ahmad
d.marimba mengatakan bahwa filsafat pendidikan islam bukanlah filsafat
pendidikan tanpa batas.
Adapun
pendapat Omar Muhammad al-tomy
al-saibany: menurutnya bahwa filsafat pendidikan islam tidak lain ialah
pelaksanaan pandangan filsafat dari kaidah filsafat islam dalam bidang
pendidikan yang didasarkan dalam ajaran islam.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa filsafat pendidikan islam itu
merupakan kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-quran dan al-hadist sebagai sumber
primer,dan pendapat para ahli, khususnya para filosofis muslim,sebagai sumber
sekunder.Selain itu filsafat pendidikan islam dapat pula dikatakan suatu upaya
menggunakan jasa filsafat,yakni berfikir secara mendalam,sistematik.
Filsafat
pendidikan islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang
berlandaskan ajaran islam atau filsafat pendidikan yang di jiwai oleh ajaran
islam.Jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal,bebas, tanpa batas etika
sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
B.Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Islam
Penjelasan
mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam
telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya
beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian
tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau
filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang
kajiannya atau cakupan pembahasannya.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari
filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar,
sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, ysng tidak
hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut
kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi
petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah
yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan,
masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
C.Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Prof.
Mohammad Athiyah abrosyi dalam
kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi
pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At -Tarbiyah Al- Islamiyah Wa
Falsafatuha “ yaitu :
1) Untuk membantu pembentukan akhlak
yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam.
2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi
keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian
kepada keduanya sekaligus.
3) Menumbuhkan ruh ilmiah pada
pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu
bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra,
kesenian, dalam berbagai jenisnya.
4) Menyiapkan pelajar dari segi
profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi tertentu,
teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam
hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.
5) Persiapan untuk mencari rezeki dan
pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat
agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada
segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak
lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu
pengetahuan.
D. Metode Pengembangan Filsafat
Pendidikan Islam
Sebagai
suatu metode, pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat
hal sebagai berikut :
Pertama,
bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan. Dalam
hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu al Qur’an dan al Hadist yang
disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya ; dan bahan yang
akan di ambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
Kedua,
metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat
dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing
prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam
menggunakan al Qur’an dan al Hadist dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an
semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al Qur’an al Karim karangan
Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan
Weinsink.
Ketiga,
metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode
analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.
Keempat,
pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula
dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan
ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori
keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula.
Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam
analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk
menjelaskan suatu fenomena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar